Thursday, March 1, 2007

MENGUNJUNGI KAPAL GOTHEBORG


Pada bulan Juni lalu, aku bersama Ibu, Bapak dan dua orang teman sekolahku yaitu Dimas dan Udin mengunjungi kapal Gotheborg di Tanjung Priok. Kapal ini dibuat persis sama dengan (replica asli) kapal layar Gotheborg yang dibuat pada tahun 1738 di galangan kapal Terra Nova, Stockholm, Swedia.

Pagi hari sebelum berangkat, aku dan Ibu menyiapkan bekal makan siang, sementara bapakku menjemput teman-temanku. Setelah persiapan selesai dan bapak sudah pulang dari menjemput Dimas dan Udin, kami segera berangkat. Dalam perjalanan aku dan kawan-kawanku asyik mengobrol dan tidak sabar ingin melihat kapal tersebut.

Sesampainya di pelabuhan kami lalu mencari Terminal Penumpang 2 lalu membeli karcis masuk. Di dermaga 2 ada 3 buah kapal, yaitu: Jayakarta II (kapal tunda), Ganda Dewata (kapal barang), dan kapal Gotheborg. Kami harus berbaris di antrian yang panjaaaaang sekali untuk bisa naik ke kapal Gotheborg. Dimas sampai mengeluh karena kakinya sudah capai.

Akhirnya, kami berhasil masuk ke dalam kapal Gotheborg. Menurut brosur, badan kapal tersebut dibagi menjadi 5 tingkat atau geladak, yaitu: Sun Deck (geladak matahari), Weather Deck (geladak cuaca), Gun Deck (geladak senjata), Lower Deck (geladak bawah) dan Ruang Mesin dan penyimpanan.Tetapi pengunjung hanya diperbolehakan melihat-lihat sampai ke Gun Deck.

Di Sun Deck kami asyik melihat alat penangkap sinar matahari. Alat ini bergfungsi untuk merubah tenaga matahari menjadi listrik. Setelah puas, kami turun ke Weather Deck. Di bagian ini ada ruang kontrol, ruang Perwira pertama, sekoci penyelamat, ruang Kapten, ruang Navigator, ruang peralatan Pemadam Kebakaran, Kabin dengan balkon dan ruang Kemudi. Ditempat tersebut aku tertarik dengan sekoci penyelamatnya.

Kemudian kami turun ke Gun Deck. Di sini ada Kabin Utama, ruang Rawat, ruang Dokter Kapal, gudang peralatan kayu, ruang Kepala Ahli Mesin, meriam dan jendela tembak, dan ruang Pantry. Di Gun Deck, kami menonton film tentang tempat-tempat singgah kapal tersebut sebelum merapat ke pelabuhan Tanjung Priuk.

Sebenarnya, kami ingin melihat Lower Deck, tapi tidak diperbolehkan. Menurut keterangan di brosur, di sana ada dapur dan penyimpanan makanan, hammok (tempat tidur gantung), ruang Perwira Kedua dan Tukang Kayu, ruang pembuat layar, ruang-ruang Perwira Ketiga dan kamar mandi. Lantai paling bawah merupakan Ruang Mesin dan Penyimpanan. Di bagian itu ada lemari es dan penyimpanan makanan beku, 4 tangki air dan mesin cuci, 4 tangki bahan bakar, septic tank, mesin pemroses limbah, 2 mesin yang masing-masing 550 tenaga kuda, boiler dan kompresor, serta 2 power station.

Setelah puas melihat-lihat bagian dalam kapal, kami kembali di Weather Deck. Ketika berkeliling, aku, Dimas dan Udin meminta tanda tangan para krunya. Kami mendapatkan banyak sekali tanda tangan. Mintanya pakai bahasa Inggris: “May I have your signature, please?” Keren kan. Awalnya, aku, Dimas dan Udin malu-malu bicaranya. Kemudian jadi biasa dan berani. Ada kru yang bertanya pakai bahasa Inggris, kami malah jadi bingung.

Kami duduk sebentar di geladak atas sambil melihat jangkar kapal yang besar sekali. Saat itu, kami mendengar lonceng kapal. Bapak bilang, suara lonceng digunakan sebagai pertanda awal dan akhir tugas piket awak kapal. Kami pun turun ke dermaga dan masuk ke ruang tunggu penumpang dan menikmati bekal makan siang sambil melihat kapal kapal yang berlabuh. Setelah makan, kami melihat-lihat pameran sejarah kapal Gotheborg, keping tembikar yang merupakan peninggalan East Indiaman dan kemajuan perdagangan Swedia.

Tak terasa hari menjelang sore. Kami kembali pulang ke Depok. Letih rasanya, tetapi kami senang karena mendapatkan wawasan tentang pelayaran pada masa lalu.

TENTANG KAPAL GUTHEBORG

Teman-teman mendapat wawasan kan? Nah sekarang aku lanjutkan ceritanya.

Kapal Gotheborg yang asli pernah berlayar sebanyak 3 kali. Pada akhir pelayaran yang ketiga kapal itu tenggelam. Pelayaran terakhir dimulai pada hari Senin 14 Maret 1743. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kapal itu terlihat mendekati pelabuhan Guthenburg di bagian pantai barat Swedia tanggal 12 September 1745. Tiba-tiba, kapal itu membentur karang Hunnebadan dan kandas, disaksikan para pedagang dan keluarga kru yang sedang menantikan kedatangannya.

Setelah 250 tahun, pembangunan kembali sebuah kapal replika dilakukan. Kapal Swedia Gothebork diluncurkan pada musim panas 2003 dan dua tahun kemudian kapal itu memulai pelayaran panjangya. Kapal ini merupakan simbol persahabatan tulus bangsa Swedia dengan seluruh dunia.

Kapal replika Gotheborg dibangun mengikuti metode tradisional dan bahan yang sama dipakai pada abad 18. Untuk membuat badan kapal berukuran panjang 58,5 meter x lebar 11 meter digunakan 1000 gelondong kayu ek dan kayu pinus, yang kalau dijejerkan panjangnya menjapai 50 km. Kabarnya, kebanyakan kayu tersebut merupakan sumbangan warga Swedia. Hebatnya, setiap penyumbang diberitahu dibagian mana kapal kayu sumbangannya dipakai.

Bagian badan kapal yang tenggelam 5,25 meter dan tinggi di atas permukaan laut 47,00 meter. Berat kapal 1.250 ton. Jumlah awak kapal 80 orang, 50 orang diantaranya adalah sukarelawan. Pada buritan kapal ini ada hiasan ukiran kayu patung Triton yang sedang meniup kerangnya memanggil angin untuk membantu laju kapal. Itu kepercayaan para pelaut pada jaman dahulu.

Untuk menyatukan tubuh kapal ini digunakan paku kapal sebanyak 55.000 paku dan sekitar 20 ton tambang dan kabel dari bahan rami. Layar sebagai penangkap angin ada 26 buah yang dibuat dari kain linen Inggris. Keseluruhan layar berukuran sekitar 2.000m2. dengan layar ini, kecepatan rata-rata 5-8 knot.

Untuk alasan keselamatan, kapal ini dilengkapi dengan mesin dan propeler untuk manuver kapal di perairan yang sempit karena harus berlayar mengarungi perairan yang lebih sibuk dibandingkan abad ke-18 silam. Kemudi kapal Gothebork dibuat seperti aslinya di abad ke-18. Pada waktu cuaca buruk, diperlukan hingga empat awak kapal untuk mengendalikannya. Kapal yang asli dahulu ada meriamnya sebagai senjata pertahanan apabila diserang oleh bajak laut. Kini 10 buah meriam tersebut digunakan khusus untuk acara penghormataan tamu agung yang naik ke kapal dan ketika kapten dan muatannya naik ke kapal.

Sebagai tambahan pengetahuan teman-teman, jalur perjalanan kapal Gothebork adalah sebagai berikut. Pada anggal 2 Oktober 2005, kapal Gothegorg meninggalkan Swedia dengan tujuan akhir Cina. Kota pelabuhan yang disinggahi adalah Vigo – Cadiz – Recife (Brasil)– Cape Town (Afrika Selatan) – Nelson Mandela Metro/pelabuhan Elisabeth (Afika Selatan)– Fremantle (Australia) – Jakarta – Canton (China). Kemudian kembali ke Gotheborg mlalui terusan Suez. Perjalanan ini menyentuh 5 benua.

Jauh kan perjalanan yang ditempuhnya? Asik. Bila dewasa nanti, aku ingin berpetualang mengelilingi dunia dengan kapal ciptaanku.


Catatan tanbahan

Karangan ini kemudian aku kirim ke Koran Anak BERANI dan
diterbitkan sebagai laporan utama pada tanggal 30 November 2006.

1 comment:

Anonymous said...

membaca seluruh blog, cukup bagus