Thursday, March 1, 2007

Snorkeling di Taman Nasional Kepulauan Seribu

Pada bulanMei lalu aku, ibu dan bapak pergi ke Pulau Pramuka, salah satu dari pulau di Kepulauan Seribu. Kami bergabung dengan satu kelompok penjelajah alam bernama Back Packers Indonesia dengan acara pengenalan kehidupan laut.

Pagi-pagi sekali kami sudah berangkat dari Depok menuju Pelabuhan Marina, Ancol, untuk naik kapal yang menuju Pulau Pramuka. Di pelabuhan, kami bertemu anggota rombongan. Tante Ica, panitia acara ini kemudian membagikan tiket. Kami lalu menaiki kapal bernama KM Kerapu V. Penumpang kapal hanya rombongan kami. Kapal pun berangkat. Dalam perjalanan menuju Pulau Pramuka, kami mendengarkan penjelasan Om Samson, pemandu dari Taman Nasional Kepulauan Seribu, yang memberi tahu nama dan sejarah dari pulau-pulau yang dilalui kapal kami.

Sesampainya di pulau Pramuka, kami langsung ke tempat penginapan yang sudah disediakan. Setelah menaruh barang dan istirahat sejenak, kami pergi ke penangkaran penyu sisik. Di sana kami melihat pengembang-biakan penyu sisik. Penyu sisik adalah salah satu binatang yang dilindungi karena dikhawatirkan akan punah. Di tempat penetasan, aku melihat penyu yang baru keluar dari telur. Di bak pemeliharaan ada penyu yang masih kecil, ada yang mulai beranjak dewasa, dan ada juga yang sudah dewasa. Bahkan ada yang berumur 20 tahun. Aku sedikit takut waktu Om Samson mengangkat seekor penyu sisik yang besar sekali dan memperbolehkan aku mengelusnya.

Setelah puas melihat penangkaran penyu sisik, kami kemudian menyewa pelengkapan snorkeling. Snorkeling adalah kegiatan mengamati biota laut dan terumbu karang dengan menggunakan alat yang bernama snorkel.

Kami pergi ke tempat biota laut dan terumbu karang dengan naik kapal yang bernama Nautilus. Nama kapalnya seperti nama kapal Kapten Nemo dalam novel Jules Verne yang berjudul 20.000 mil Di Bawah Permukaan Laut. Dalam perjalanan menuju lokasi, Om Samson menjelaskan cara memakai peralatan snorkeling, cara bernafas dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tiba di lokasi, Om Samson turun lebih dahulu ke air untuk memeriksa arus laut dan mengikat tali kapal (tali pengganti jangkar) ke terumbu karang yang sudah mati. Setelah dibilang aman, kami boleh turun.

Oh…… indahnya pemandangan. Warna warni rombongan ikan yang berenang di antara terumbu karang. Rasanya seperti melayang di atas taman yang sangat indah. Tidak terasa, pemandu menjemputku yang sedang asyik berenang bersama ikan-ikan untuk kembali ke Nautilus. Kami akan pindah ke tempat biota laut dan terumbu karang yang lain. Di tempat ini juga indah sekali. Waktu tidak terasa, hari telah menjelang sore. Kami harus ke luar dari air.

Saat kami kembali ke penginapan hari sudah menjelang malam. Kami lalu mandi dan membereskan alat-alat snorkeling untuk dipakai besok. Setelah beres-beres, acara selanjutnya adalah bakar ikan di halaman penginapan sambil menonton film tentang kehidupan laut. Kemudian, kami masuk ke museum Taman Nasional Kepulauan Seribu untuk melihat koleksi kerang dan binatang laut. Badan rasanya sudah sangat lelah. Kami masuk ke tempat penginapan bersiap-siap untuk tidur dan aku akhinya terlelap.

Hari kedua, bangun tidur dan sarapan di warung. Lauknya ikan goreng yang rasanya sangat gurih. Setelah itu, Om Dei mengumpulkan semua angota rombongan di pinggir pantai. Acaranya adalah penanaman pohon bakau (manggrove). Aku menjadi tukang cangkul pertama dan menanam pohon bakau yang sudah disediakan. Kapan-kapan, aku akan kembali untuk melihat pohon bakau yang kutanam di pulau Pramuka.

Setelah itu kami langsung bersiap-siap untuk snorkeling kembali. Oh…iya, aku hampir lupa. Terumbu karang ada yang soft coral (karang halus), ada juga yang hard coral (karang keras). Pada waktu snorkeling kemarin, kami mengunjungi hard coral. Sekarang kami mengujungi soft coral. Setelah selesai memeriksa peralatan, kami menuju ke dermaga dan naik kapal Nautilus. Kami pun berangkat.

Sampai di soft coral, paman Samson memeriksa arus air dan mengikat tali kapal ke terumbu karang yang sudah mati. Kami segera terjun ke laut. Tante Ica mengajari aku cara terjun (terjun gunting) dari kapal ke air dengan peralatan snorkeling. Tapi aku tidak berhasil. Aku sempat menelan air laut. Rasanya asin sekali.

Di kawasan soft coral, aku melihat rumahnya Nemo (ikan badut atau clown fish dalam film NEMO). Di tempat soft coral ini lebih banyak bulu babi daripada di hard coral. Ada seorang anggota rombongan kami (orang tersebut adalah kameramen AnTV) pantatnya tertusuk duri bulu babi. Duri tersebut akhirnya berhasil dicabut.

Setelah itu kami pergi ke tempat penangkaran berbagai ikan dalam jaring apung. Aku asyik memancing di tepi geladak jaring apung. Setelah memberi makan ikan-ikan yang ada di jaring apung kami lalu pergi ke tempat pembuatan bandeng tanpa duri.

Di sana kami melihat cara pembuatan bandeng tanpa duri. Ibuku sebenarnya ingin membeli bandeng presto tersebut, tetapi harganya terlalu mahal. Ibuku tidak jadi beli. Di tempat tersebut ternyata juga ada tempat pembiakan ikan kerapu. Setelah melihat-lihat tempat pembuatan bandeng tanpa duri, kami lalu naik kapal Nautilus untuk kembali ke penginapan kami.

Sesampainya di penginapan, kami lalu mandi kembali. Setelah itu kami membereskan barang-barang, bersiap-siap untuk pulang. Setelah makan siang dengan lauk cumi goreng yang lezat di warung, kami beristirahat sambil menunggu kapal datang. Kemudian ada pemberitahuan bahwa kapal telah datang dan kami segera ke dermaga. Nama kapal yang akan membawa kami kembali adalah KM Lumba-Lumba I. Setelah membeli karcis/tiket kapal kami lalu menaiki kapal tersebut.

Di tengah perjalanan aku sampai tertidur karena kelelahan. Pada saat aku dibangunkan ternyata kapal yang kami tumpangi sudah merapat di pelabuhan Marina, Ancol. Setelah itu kami turun ke pelabuhan. Kami duduk berkumpul dan mengucapkan doa singkat. Akhirnya, kami dan rombongan berpisah menuju ke kendaraan masing-masing. Dalam perjalanan pulang aku tertidur kembali. Badanku lelah tetapi hatiku merasa puas.
Depok, Agustus 2006


Catatan tambahan

Acara yang aku ikuti ini berjudul Trip "Parents & Kids" tanggal 25&26 May 2006 yang diadakan oleh PlanetIndonesia. Kemudain, karangan dari pengalaman perjalanan ini kemudian aku kirim ke Kompas. Oleh Kompas, dimuat pada edisi tanggal 1 October 2006.