Thursday, March 1, 2007

MUSIM PETIR TELAH TIBA

Aku tinggal di kota Depok. Jawa Barat. Menjelang dan selama musim hujan, banyak petir singgah di tempatku pada siang, sore atau malam hari saat aku masih terlelap. Suara petir di Depok sangat keras. Didahului cahaya kilat yang sering membuat bulu kuduk merinding, lalu disusul ledakan suara petir. Duuaaaaarrrr….!!! Ledakan suara petir sering membuatku terbangun kalau tidur sore. Kalau sedang hujan, Bapak menyuruhku tidur di kamar bawah saja. Oh ya, kamarku ada di lantai atas. Waktu masih kecil, aku sering minta ditemani tidur saat hujan. Ibu dan Bapak menaruh tangannya di dadaku. Rasanya nyaman dan aman, tidurku jadi nyenyak.

Beberapa hari yang lalu, kilat dan gemuruh petir kembali muncul di Depok, mungkin juga di daerah lain.
Aku bertanya pada Ibu dan Bapak tentang petir. Bapak mencarikan artikel tentang petir di internet. Ada beberapa yang berbahasa Indonesia yang bisa aku mengerti. Tapi, sebagian besar artikelnya berbahasa Inggris. Bapak dan Ibu kemudian menterjemahkannya agar aku bisa mengerti. Aku mencoba menuliskan apa yang kupahami, kemudian Bapak dan Ibu memperbaikinya. Hasilnya adalah seperti ini.

Indonesia Sarang Petir

Sekarang, matahari berada di sebelah selatan bumi. Saat itu merupakan periode petir atau periode konveksi untuk bumi selatan.
Secara meteorologis, periode petir di Indonesia terjadi antara bulan Desember hingga Februari. Kondisi meteorologis di Indonesia memang sangat ideal bagi terciptanya petir, karena memenuhi syarat-syarat untuk terjadinya petir. Syaratnya adalah udara naik, lembab, dan ada partikel bebas. Panas matahari di Indoneia yang terletak di wilayah tropis menyebabkan udara naik. Sebagai negara kepulauan, air laut yang menguap menghasilkan kelembaban dan partikel bebas.

Karena itu, kejadian petir di Indonesia tergolong tinggi bahkan bisa disebut tertinggi di dunia bersama sejumlah negara Afrika Tengah seperti Nigeria, Kamerun, dan Kongo, serta Karibia di Amerika. Daerah Cibinong, Jawa Barat sempat tercatat pada Guiness Book of Records 1988, dengan jumlah 322 petir per tahun. Kerapatan sambaran petir di Indonesia juga sangat tinggi, yaitu 12/km2/tahun yang berarti pada setiap luas area 1 km2 kemungkinan dapat menerima sambaran petir sebanyak 12 kali setiap tahunnya. Sering sekali, ya? Energi yang dihasilkan oleh satu sambaran petir mencapai 55 kwhours. Jadi, Indonesia bukan saja sarang gempa, tetapi juga sarang petir dunia. Serem yach. Tapi, jangan takut. Banyak cara untuk menghindarinya.

Berlindung Saat Ada Petir

Bapakku bercerita , saat kuliah, ia mempunyai sahabat cilik yang meninggal karena disambar petir sewaktu memperbaiki atap bocor di saat hujan. Telepon rumah kami juga pernah rusak. Kata bapak, itu akibat sambaran elektromagnetik petir. Aku cari di internet berapa korban tersambar petir di Indonesia setiap tahunnya. Sampai sekarang belum kutemukan. Dari semua bahan bacaan, aku mengerti bahaya petir. Petir adalah gejala alam yang dapat merusak. Untunglah, segala akibatnya dapat dengan mudah dihindari. Kita harus segera mencari tempat berlindung bila mendengar suara petir.

BAGAIMANA TERJADINYA PETIR

Petir atau halilintar merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan. Di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan yang kemudian disusul suara menggelegar. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.

Petir terjadi karena perbedaan potensial antara dua lempeng: awan – awan atau awan – bumi. Awan yang bergerak terus menerus secara teratur berinteraksi dengan awan lainnya, sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah) sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara dua lempeng cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari kedua lempeng tersebut untuk mencapai keseimbangan.

Gejala pergerakan ini sama persis saat kita memasak air. Ketika air dipanaskan, uap panas akan naik sedang yang dingin akan turun lagi. Partikel kecil yang bermuatan positif akan naik ke bagian atas sedang partikel negatif akan turun mendekati bagian bawah awan. Nah, begitu muatan yang terbentuk cukup besar, partikel yang muatannya berlawanan akan menarik dan melontarkan energinya, sehingga terjadi lompatan bunga api raksasa. Sedemikian besarnya, sampai-sampai ketika petir itu melesat tubuh awan akan terang dibuatnya.

Sambaran petir rata-rata memiliki kecepatan 150.000 km/detik dan akibatnya, udara terbelah.yang menimbulkan bunyi menggelegar. Kilatan petir mengandung muatan listrik 100 juta volt. Energi sebesar itu bisa memanaskan suhu udara hingga mencapai 40.000 derajat Celcius. Bisa dibayangkan betapa besarnya energi yang dihasilkan atau betapa berbahayanya jika petir menyambar mahluk hidup. Sebagai gambaran, energi listrik yang dilontarkan dari kilatan petir itu setara dengan 300 ton beban yang jatuh pada ketinggian 100 meter.

Ada tiga jenis sambaran petir yang terjadi. Yang paling terkenal dan paling bahaya adalah petir awan-bumi. Kebanyakan sambaran petir awan-bumi berasal dari arus negatif awan yang bertemu arus positif bumi di bawahnya. Seringkali petir awan-bumi menyambar obyek yang paling tinggi seperti atap bangunan atau bagian atas pepohonan. Bahkan sering juga menyambar manusia. Kebanyakan sambaran petir awan-bumi membawa energi negatif ke permukaan tanah, namun ada pula di antaranya yang membawa energi positif. Sambaran energi positif lebih jarang terjadi dan itupun hanya di kawasan yang lebih tinggi dari awan petirnya. Banyak ahli meteorologi meyakini bahwa sambaran energi positif ini menandakan adanya badai serupa tornado.

Namun tidak semua petir menyentuh tanah. Banyak petir yang terjadi di dalam atau antara awan petir. Jenis petir yang paling dikenal disebut petir dalam awan karena menyambar antara wilayah positif dan negatif pada awan tersebut. Kilatan petir juga tidak selalu terlihat secara kasat mata, bisa hanya secercah cahaya di atas langit. Sambaran petir yang lebih jarang terjadi antara dua area yang terpisahkan oleh awan dinamakan petir antar awan. Jenis petir ini sangat berbahaya bagi penerbangan karena bisa muncul tiba-tiba di langit yang cerah.

HAL YANG PERLU DIKETAHUI

Menghitung Jarak Sumber Petir

Seperti dijelaskan sebelumnya, muatan energi yang dikandung petir memanaskan udara disekitarnya dalam waktu yang sangat singkat. Akibatnya pemanasan cepat dan temperatur tinggi itu udara mengembang lalu menyebabkan gelombang suara. Kecepatan suara adalah 1.224 km per jam sedangkan kecepatan cahaya adalah 300.000 km per jam
. Jadi, kita akan melihat cahaya kilat lebih dahulu sebelum mendengar gelegarnya. Jika kita menghitung perbedaan waktu antara kilat petir dan suaranya, kita dapat mengetahui seberapa jauh sumber petir itu dari tempat kita berada. Untuk setiap 3 detik jaraknya adalah 1 km. Jadi, jika kita melihat kilat petir dan menghitung sampai 15 detik, sumber petir berada 5 km jauhnya dari tempat kita berada. Kalau tidak mempunyai jam, hitung saja dalam hati satu.. dua.. tiga..

Apa yang harus Dilakukan Agar tidak Menjadi Korban

Jika kamu melihat kilat petir, cobalah hitung lamanya sampai kamu mendengar suara gemuruhnya. Jika perbedaan waktunya kurang dari 30 detik berarti kamu berada cukup dekat dengan sumber petir. Segeralah mencari tempat aman.

Lakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Segera berlindung ke dalam bangunan atau mobil. Tutup jendela mobil. Jangan berlindung di mobil dengan tutup terpal atau plastik.
  2. Cabut semua peralatan listrik, hindari pemakaian telepon atau peralatan listrik. Jalur telepon dan pipa logam dapat menyalurkan listrik. (Menghidupkan lampu listrik tidak menambah kemungkinan rumahmu disambar petir).
  3. Jangan mandi di air yang mengalir. Air dapat menghantarkan arus listrik. Matikan AC. Aliran tenaga dari petir dapat membuat kompresor kelebihan beban dan akan merusak AC.
  4. Jika kamu terperangkap di luar rumah pada saat hujan dan petir, kamu harus segera bertindak:
  • Jika kamu di kebun atau hutan, berlindunglah di pohon paling pendek.
  • Jika kamu sedang berlayar atau berenang, segeralah mendarat dan cari tempat berteduh!
  • Jika sempat, berlindunglah di tempat rendah, tempat terbuka yang jauh dari pohon, tiang atau benda logam. Jangan berlindung di selokan, karena kemungkinan air akan mengalir deras. Yakinlah bahwa tempatmu berlindung tidak akan kebanjiran.
  • Jika kamu tidak mendapatkan tempat untuk berlindung yang aman, jangan berteduh di paviliun piknik, shelter bis atau pohon. Lebih baik basah karena hujan daripada kering karena disambar petir.
  • Meringkuklah di lantai. Tempatkan tanganmu di lutut dan letakkan kepalamu diantaranya dan tutup kupingmu. Buat dirimu menjadi bidang sasaran yang sekecil mungkin.
  • Jangan berbaring di lantai – ini akan membuatmu menjadi bidang sasaran yang besar.



Catatan tambahan

Karangan inimaku kirim ke KOMPAS dan dimuat pada tanggal 14 Januari 2007 dengan judul "INDONESIA SARANG PETIR"

5 comments:

Semy said...

terima kasih blog'a bermanfaat banget bwad gw !!!!

RUDI IRAWADI said...

Thank's tas artikelnya, itu berguna bangbet wat banyak orang

lefidus said...

kok berenti nulisnya ... lagi dong ...

dea said...

makasih atas infonya

Sydney@Leapfrog Leappad Explorer said...

Ini sangat bermanfaat. Jarang lho yang menulis tentang seluk beluk petir seperti ini. terima kasih ya